Robot Philae Hilang dari Permukaan Komet 67P
Pendaratan wahana robot Philae di atas permukaan komet 67P / Churyumov-Gerasimenko. (REUTERS / ESA / Rosetta )
VIVAnews - Peneliti Badan Antariksa Eropa (ESA) tengah was-was dengan misi eksplorasi di permukaan komet 67P/Churyumov-Gerasimenko atau komet 67P. Sebab, robot Philae yang telah mendarat di permukaan komet pertengahan November lalu dilaporkan hilang dari pelacakan satelit pengorbit komet, Rosetta.
Sejak daya baterai Philae habis pada pertengahan November lalu, robot itu kemudian mengalami hibernasi. Maka, Rosetta pun memantau keberadaan robot sebesar mesin cuci tersebut. Sayangnya, dalam pemantauan terakhir, Rosetta tak menemukan Philae. Robot ini hilang dari pantauan, Melansir BBC, Selasa 6 Januari 2015.
Sejak daya baterai Philae habis pada pertengahan November lalu, robot itu kemudian mengalami hibernasi. Maka, Rosetta pun memantau keberadaan robot sebesar mesin cuci tersebut. Sayangnya, dalam pemantauan terakhir, Rosetta tak menemukan Philae. Robot ini hilang dari pantauan, Melansir BBC, Selasa 6 Januari 2015.
Satelit pengorbit itu sempat memantau Philae pada lokasi terakhir pendaratan dalam tiga hari berturut-turut yaitu 12, 13, dan 14 Desember tahun lalu. Saat itu, hasil pencitraan menunjukkan kemungkinan Philae masih terlihat di lokasi pendaratan terakhir. Namun, belakangan pencitraan tak menemukan objek Philae di lokasi yang dimaksud.
Meski gagal mendeteksi keberadaan Philae, Rosetta tidak ada rencana untuk diturunkan mendekati komet. Malah, satelit pengorbit itu tetap berusaha diposisikan memantau Philae dari posisi yang lebih tinggi, dari sebelumnya 20 km, kini mengawasi pada jarak 30 km.
Peneliti ESA kini tinggal berharap komet 67P untuk segera mendekat ke Matahari. Kondisi paparan sinar sang surya itu bakal menguntungkan Philae. Robot itu akan memanfaatkan paparan sinar Matahari untuk mengisi ulang baterai.
Diperkirakan kondisi dekat Matahari itu akan terjadi pada rentang Mei atau Juni. Diharapkan dengan isi ulang daya itu, September tahun ini instrumen yang ada pada Philae bisa beroperasi.
Bangkitnya Philae memang diharapkan peneliti untuk mendukung riset permukaan komet.
Usai mendarat beberapa waktu lalu saja, Philae sudah berkontribusi mengirimkan beberapa gambar lingkungan permukaan komet secara detail. Para ilmuwan pun sudah melaporkan gambar kiriman Philae pada pertemuan American Geophysical Union di San Francisco, AS, belum lama ini.
Meski gagal mendeteksi keberadaan Philae, Rosetta tidak ada rencana untuk diturunkan mendekati komet. Malah, satelit pengorbit itu tetap berusaha diposisikan memantau Philae dari posisi yang lebih tinggi, dari sebelumnya 20 km, kini mengawasi pada jarak 30 km.
Peneliti ESA kini tinggal berharap komet 67P untuk segera mendekat ke Matahari. Kondisi paparan sinar sang surya itu bakal menguntungkan Philae. Robot itu akan memanfaatkan paparan sinar Matahari untuk mengisi ulang baterai.
Diperkirakan kondisi dekat Matahari itu akan terjadi pada rentang Mei atau Juni. Diharapkan dengan isi ulang daya itu, September tahun ini instrumen yang ada pada Philae bisa beroperasi.
Bangkitnya Philae memang diharapkan peneliti untuk mendukung riset permukaan komet.
Usai mendarat beberapa waktu lalu saja, Philae sudah berkontribusi mengirimkan beberapa gambar lingkungan permukaan komet secara detail. Para ilmuwan pun sudah melaporkan gambar kiriman Philae pada pertemuan American Geophysical Union di San Francisco, AS, belum lama ini.
"Telur Dinosaurus"
Pada pertemuan itu, para ahli menyoroti hasil foto lubang permukaan komet. Pada foto Philae menunjukkan fitur bulat yang menurut tim Osiris, salah satu instrumen Philae, disebut dengan "telur dinosaurus".
Fitur itu berskala sekitar 2-3 meter dan diduga bukti blok es asli yang muncul 4,5 miliar tahun lalu saat komet terbentuk.
Disebutkan, telur dinosaurus ini terlihat di sejumlah lokasi, termasuk di dalam tebing.
Dikabarkan sebelumnya, mendaratnya Philae di permukaan komet 67P memang sebuah capaian sejarah antariksa, sebab ini merupakan misi pertama kali mendarat di komet yang berhasil.
Pendaratan memang tak berjalan mulus. Robot tak mendarat sesuai titik yang telah ditentukan. Philae sempat memantul dua kali sebelum berhenti pada sisi tebing yang berjarak kurang lebih 1 km dari titik pendaratan pertama.
Fitur itu berskala sekitar 2-3 meter dan diduga bukti blok es asli yang muncul 4,5 miliar tahun lalu saat komet terbentuk.
Disebutkan, telur dinosaurus ini terlihat di sejumlah lokasi, termasuk di dalam tebing.
Dikabarkan sebelumnya, mendaratnya Philae di permukaan komet 67P memang sebuah capaian sejarah antariksa, sebab ini merupakan misi pertama kali mendarat di komet yang berhasil.
Pendaratan memang tak berjalan mulus. Robot tak mendarat sesuai titik yang telah ditentukan. Philae sempat memantul dua kali sebelum berhenti pada sisi tebing yang berjarak kurang lebih 1 km dari titik pendaratan pertama.
Posisi terakhir setelah memantul itu sayangnya tak ideal untuk mendapatkan paparan sinar Matahari.
Begitu berhenti, Philae langsung mengirimkan beberapa gambar permukaan sekitar pendaratan. Karena, pendaratan yang tak ideal, tertutupi dari paparan sinar Matahari, daya baterai Philae akhirnya habis tidak lebih dari dua hari. Philae kemudian tertidur dan hingga kini dilaporkan hilang dari pelacakan. (art)
Begitu berhenti, Philae langsung mengirimkan beberapa gambar permukaan sekitar pendaratan. Karena, pendaratan yang tak ideal, tertutupi dari paparan sinar Matahari, daya baterai Philae akhirnya habis tidak lebih dari dua hari. Philae kemudian tertidur dan hingga kini dilaporkan hilang dari pelacakan. (art)
0 komentar:
Posting Komentar